Search This Blog

KETEKUNAN ORANG-ORANG KUDUS (Perseverance of The Saints)

Posted by David Budiono Labels:

I. DEFINISI
A. Sekali diselamatkan, selamanya diselamatkan
Sekali diselamatkan, selamanya diselamatkan; ini merupakan penjelasan yang paling sederhana dan singkat mengenai ketekunan orang-orang kudus. Ketekunan orang-orang kudus merupakan salah satu pengajaran yang teragung dalam Alkitab; sekali kita percaya, kita tidak akan terhilang. Kita tidak akan pernah masuk neraka. Kristus akan selalu menjadi Juruselamat kita. Nasib seseorang dalam kekalan ditetapkan satu kali untuk selamanya sehingga ia tidak harus mencemaskan nasibnya lagi.

B. Ketekunan orang-orang kudus
Istilah ketekunan orang-orang kudus menekankan bahwa orang-orang Kristen – orang-orang kudus, sebagaimana yang disebut oleh Paulus dalam surat-suratnya – akan bertekun dalam mempercayai Kristus sebagai Juruselamat mereka. Mereka akan merasa yakin, kemudian ragu-ragu, tetapi mereka akan terus percaya untuk selamanya. Karena itu, mereka akan tetap diselamatkan.

C. Ketekunan Allah
Kita dapat menggunakan istilah lain untuk menjelaskan kebenaran ini, yaitu ketekunan Allah. Karena sesungguhnya, ketekunan orang-orang kudus bergantung pada ketekunan Allah. Karena Allah bertekun di dalam kasihNya kepada gereja, gereja bertekun di dalam kasihnya kepada Allah.

Allah tidak hanya mebciptakan seluruh alam semesta ini, tetapi Ia juga menopangnya. Bila Allah menarik kuasaNya hanya satu detik saja, maka seluruh alam semesta akan hancur dan kembali menjadi kekosongan seperti sebelum penciptaan. Allah yang mencipta dan menopang seluruh alam semesta. Hal ini juga terjadi dalam kehidupan rohani kita. Allah bukan menciptakan kita kembali, tetapi setiap saat Ia memelihara agar kita tetap hidup secara rohani. Bila Ia mengambil Roh KudusNya dari kita satu detik saja, maka kita juga akan hancur ke dalam keadaan kita yang rusak seperti sebelum kita menjadi percaya.

Demikianlah ketekunan Allah terus berlanjut merupakan dasar dari ketekunan orang-orang kudus.

D. Pemeliharaan terhadap orang-orang kudus
Bila ketekunan orang-orang kudus menekankan pada keaktifan orang-orang Kristen, maka pemeliharaan orang-orang kudus menekankan pada keaktifan Allah. Ketekunan orang-orang kudus menyatakan bahwa orang-orang Kristen melakukan sesuatu dan ketekunan Allah menyatakan bahwa Allah melakukan sesuatu. Pemeliharaan terhadap orang-orang kudus menekankan bahwa orang-orang kudus dipelihara oleh Allah. Mereka dipelihara dan dilindungi sehingga tidak ada yang dapat mengambil mereka dari tangan Allah.

E. Jaminan kekal
Orang yang sungguh-sungguh menaruh kepercayaan di dalam Kristus sebagai Juruselamatnya, sudah aman di dalam tangan Tuhan Yesus. Tidak ada yang dapat mencelakakannya. Ia pasti masuk sorga. Dan ini untuk selamanya. Ia memperoleh jaminan yang berlaku untuk seterusnya, bukan hanya untuk sementara. Ia memiliki jaminan kekal.

Sejumlah orang Kristen yang sungguh-sungguh beriman berpendapat bahwa seseorang yang sudah sungguh-sungguh dilahirkan kembali, yang diselamatkan oleh kematian Yesus, dapat kehilangan imannya, dan dengan demikian, akan masuk ke dalam neraka. Menurut mereka, hal seperti ini dapat terjadi : seseorang masuk, keluar, masuk lagi, keluar lagi; saat ini diselamatkan, si saat lain terhilang; sekarang anak Allah, di saat lain anak Iblis; sekarang rohaninya hidup, di saat lain rohaninya mati. Dengan begitu, menurut pendapat ini, siapakah yang dapat memastikan bagaimana keadan terakhirnya?

II. DASAR-DASAR ALKITAB
A. Pemilihan tanpa syarat
Pemilihan Allah berarti bahwa sejak kekekalan Allah telah memilih orang-orang tertentu untuk diselamatkan. Ia telah menetapkan dengan kepastian ilahi bahwa mereka akan masuk sorga. Bila ada kemungkinan bahwa seseorang yang dipilih Allah dapat terlepas dari imannya yang semula setelah orang itu menjadi percaya, maka berarti pemilihan Allah tidak ada. Pemilihan Allah berarti Allah telah menetapkan sejak semula bahwa orang-orang pilihanNya pasti diselamatkan. Mereka tidak mungkin binasa. Ini dimaksudkan dengan ketekunan orang-orang kudus (Roma 8:29-30). Tidak ada yang memisahkan orang-orang pilihan Allah dari kasih Kristus kepada mereka, baik penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya maupun pedan. Tak satupun, karena dalam semuanya itu, orang-orang Kristen lebih dari orang-orang yang menang oleh Dia yang telah mengasihi kita (Roma 8: 35-37). Lebih lagi, tidak ada yang memisahkan orang-orang Kristen dari kasih Allah (Roma 8:38-39). Inilah ketekunan orang-orang kudus. Sama sekali tidak ada yang dapat memisahkan orang-orang percaya dari kasih Allah kepadanya, baik dulu, sekarang maupun pada masa yang akan datang.

Juga mengenai iman, iman bukan pemberian manusia kepada Allah, melainkan karunia Allah kepada manusia, maka orang yang sudah diselamatkan Allah tidak akan pernah kehilangan imannya. Hal ini dapat dipastikan karena Allah tidak pernah berubah. “Aku, TUHAN, tidak berubah” (Maleakhi 3:6). “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selamanya” (Ibrani 13:8). Allah tidak berganti pikiran secara tiba-tiba atau melakukan perubahan secara tak terduga. Ia mengetahui dari awal sampai akhir. Ia bertekun di dalam kasihNya. Ia tetap dan tidak berubah. Filipi 1:6, “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus”. Inilah ketekunan orang-orang kudus. Ketekunan orang-orang kudus tergantung pada ketekunan Allah.

Allah tidak bekerja dengan cara mengaruniakan anugerah keselamatan kepada kita karena Ia telah melihat terlebih dahulu bahwa kita akan menjadi baik dan percaya kepada Kristus. Alasan yang membuat Allah mengasihi kita hanya terdapat pada diriNya, bukan pada diri kita. Dan karena penyebab kasihNya adalah di dalam Dia dan bukan di dalam kita. Di dalam kita tak ada satu hal apapun, sekecil apapun yang dapat membuat kita layak dikasihi Allah. Demikianlah kita melihat bahwa doktrin Alkitab mengenai ketekunan orang-orang kudus didasarkan pada kasih Allah yang kekal kepada orang-orang pilihanNya.

B. Penebusan terbatas
Galatia 3:13, Kristus sungguh-sungguh mengalam siksa neraka ketika Ia disalibkan dan Ia menjadi pengganti yang riil – bukan hanya secara teori – untuk menangung dosa-dosa umatNya, dari dahulu, sekarang, dan masa yang akan datang, maka umatNya tidak mungkin masuk neraka serta dihukum karena dosa-dosa mereka. Kristus telah dihukum sebagai ganti mereka. Hal ini menunjukkan ketekunan orang-orang kudus.

Roma 8:33-34, Paulus menyatakan hal yang sama. Ia menuliskan sebelumnya bahwa Kristus diserahkan bagi kita semua, yaitu orang-orang pilihan Allah. Ini menyatakan penebusan terbatas. Karena itu, tanya Paulus kemudian: “Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati bagi mereka?” Penebusan yang dilakukan Kristus memberikan satu dasar lagi untuk menguatkan keyakinan orang-orang Kristen bahwa semua orang – untuk siapa Kristus mati – pasti diselamatkan. Ini adalah ketekunan orang-orang kudus.

C. Hidup yang kekal
Salah satu argumen Alkitab yang paling kuat yang berbicara tentang jaminan kekal terdapat dalam istilah “hidup yang kekal”. Alkitab menggunakan istilah ini secara konsisten.

“Karena begitu besar kasih Allah akan unia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya, tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal” (Yohanes 3:16)
“Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:36)
“Barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum” (Yohanes 5:24)
“Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal” (1 Yohanes 5:13)

Perhatikanlah bahwa bentuk dan waktu yang digunakan untuk kata “mempunyai” adalah waktu sekarang, bukan waktu yang akan datang. Setiap orang yang membaca ayat-ayat ini, sekarang juga, tanpa perlu menunggu sedetikpun, bisa memiliki hidup yang kekal. Yesus mengatakan demikian. Yang harus dilakukan hanyalah meminta Yesus menjadi Juruselamat kita dengan sepenuh hati.

Yang perlu kita perhatikan kemudian adalah hidup “yang kekal”, ini berarti hidup ini adalah untuk selamanya, atau satu kali diselamatkan, untuk seterusnya diselamatkan, selalu, selamanya diselamatkan. “Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia tidak akan binasa”, Yesus mengatakan, “Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya” (Yohanes 6:51). “Aku adalah kebangkitan dan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya” (Yohanes 11:25-26)

Bersyukurlah kepada Allah untuk hidup kekal yang dikaruniakanNya kepada kita.

D. Yohanes 6:39
“Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.”

Ini merupakan kepastian. Dan pada ayat 44 Yesus mengatakan, “Ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” Kata “akhir zaman” berarti hari terakhir di dunia, hari penghakiman. Dengan kata lain, semua orang yang datang kepada Yesus akan dibangkitkan pada akhir zaman untuk dibawa ke sorga. Tak ada satupun dari mereka yang hilang. Inilah ketekunan orang-orang kudus.

E. Yohanes 10:28-29
Ketika berbicara mengenai domba-dombaNya, Yesus berkata, “Dan Aku memberikan hidup kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar daripada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.” Marilah kita melihat urut-urutan fakta yang dinyatakan oleh Yesus.

1. “Hidup Kekal”
Satu istilah ini saja cukup membuktikan ketekunan orang-orang kudus. Karena bila seseorang meninggalkan iman setelah ia menjadi percaya, maka hidup yang Yesus jenjikan baginya bukanlah hidup kekal, melainkan hidup yang sementara. Tetapi Yesus mengatakan bahwa Ia memberi hidup yang kekal.

2. “Mereka pasti tidak akan binasa”
Yesus mengatakan bahwa mereka pasti tidak akan binasa. Bukti ketekunan orang-orang kudus tidak bisa lebih jelas dari kata-kata Yesus ini. Bila seandainya ada ‘Thomas’ masa kini yang masih merasa ragu-ragu, perhatikanlah fakta ketiga yang menyingkirkan semua kekhawatiran yang masih tertinggal.

3. “Seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu”
Betapa pasti pernyataan yang Yesus berikan! Tidak ada seorangpun yang dapat menyebabkan domba-dombaNya terhilang selamanya. Tentunya tidak perlu ada keraguan lagi mengenai pengajaran Yesus tentang jaminan kekal. Ketiga pernyataan Yesus di atas sungguh jelas dan pasti. Tetapi agar sama sekali tidak terjadi kesalahpahaman, Yesus memberikan fakta yang keempat.

4. “BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar daripada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa”
Bapa mahakuasa. Ia lebih besar dan lebih kuat daripada semua manusia dan Iblis. Maka kesimpulan yang tidak dapat disangkal adalah bahwa tidak ada yang dapat merebut domba-domba Allah dari tanganNya. Ini merupakan kesimpulan yang sangat kuat dan menegaskan fakta pemeliharaan terhadap orang-orang kudus. Bila setelah mengetahui semua ini, masih ada yang merasa ragu tentang jaminan kekal, maka ia sama seperti orang buta.

F. Efesus 1:13-14
“Di dalam Dia kamu juga – karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injul Keselamatan – di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu. Dan Roh Kudus ini adalah jaminan bagian kita.” Roh Kudus merupaka meterai dari Allah – bagi orang-orang percaya yang mengatakan bahwa orang-orang percaya adalah milik Allah dan meterai. Roh Kudus melindungi orang-orang percaya sari segala gangguan.

Damal Efesus 1:13-14 dan Efesus 4:30, Paulus mengatakan bahwa pemeteraian ini berlaku terus sampai pada hari penyelamatan. Roh Kudus menjadi jaminan bahwa orang-orang percaya tidak akan terhilang.

G. 1 Petrus 1:4-5
“Untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa,… yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir”. Orang percaya dipelihara dalam “kekuatan Allah”. Kata “pelihara” yang digunakan dalam bahasa aslinya sama dengan kata yang berarti penjagaan dan perlindungan sebuah kota oleh pasukan tentara (2 Korintus 11:32).

Demikianlah kita dapat mengimani bahwa pemeliharaan Allah atas orang-orang kudus tidak hanya untuk sementara (untuk jangka waktu tertentu), tetapi untuk seterusnya sampai hari terakhir.

III. KEBERATAN-KEBERATAN UMUM
A. Bukankah kita pernah mengetahui tentang orang-orang yang pada suatu saat pernah menyatakan imannya kepada Kristus? Mereka ikut kebaktian di gereja, membaca Alkitab, berdoa dan sungguh-sungguh menjalani hidup kristiani. Kemudian terjadi sesuatu dan mereka perlahan-lahan menjauhi imannya sampai akhirnya tidak mau lagi berhubungan dengan gereja, Kristus, dan Allah. Bukankah kasus-kasus nyata seperti ini menunjukkan bahwa paham mengenai ketekunan orang-orang kudus itu keliru?

Di dalam menjawab kebaratan-keberatan di atas, kita akan membahas jawaban kita menjadi dua bagian.

1. Orang-orang Kristen
Memang benar bahwa orang-orang Kristen dapat mengalami kemunduran iman. Kita semua tentu pernah mengalaminya sendiri sampai tingkat tertentu.Ada saat di mana kita merasa tidak berada dekat Allah sebagaimana seharus-nya. Dan ada orang-orang Kristen yang melakukan hal-hal yang sungguh buruk, sehingga kita hampir tidak menyangka kalau mereka orang Kristen. Kita membaca tentang perzinahan dan pembunuhan yang dilakukan Daud, penyangkalan terhadap Kristus oleh Petrus, dan bagaimana Paulus melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan.

Doktrin “ketekunan orang-orang kudus” tidak mengajarkan bahwa orang-orang Kristen tanpa dosa. Alkitab menyatakan bahwa orang-orang Kristen masih mungkinjatuh ke dalam dosa dan ada yang mengalami kemunduran iman yang sangat besar. Tetapi bila ia sungguh telah dilahirkan kembali, bila Roh Kudus sungguh ada di dalam dia, membuat dia menjadi percaya, maka Roh Kudus merupakan jaminan dari bagian yang nanti akan diterimanya secara penuh, Maka ia sungguh memiliki hidup yang kekal, yang berarti bahwa ia diselamatkan untuk selama-lamanya.

Alkitab tidak menjanjikan bahwa kehidupan orang-orang Kristen selalu seperti garis lurus yang menuju ke atas. Tetapi hidup orang Kristen lebih menyerupai seorang anak laki-laki yang sedang mendaki sebuah bukit salju. Ia berulang kali tergelincir karena licinnya salju itu, tetapi ia berhasil mencapai puncak bukit.

Paulus mengakui fakta mengenai naik turunnya kehidupan Kristen ini, tetapi juga mengakui ketekunan orang-orang kudus, ketika dalam bagian yang sama dari surat Roma ia menulis tentang dosa-dosa yang menyedihkan yang masuk ke dalam kehidupan seorang Kristen, tetapi kemudian ia juga menyatakan “Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa” (Roma 6:14). Dengan kata lain, seorang Kristen mungkin saja mengalami kekalahan sementara, tetapi dosa tidak akan dapat menguasainya lagi. Akan selalu ada perjuangan melawan dosa meskipun ia lemah. Perjuangan ini selalu ada karena Allah tidak mengambil Roh KudusNya dari orang-orang percaya. Kenyataan bahwa orang percaya masih berjuang melawan dosa dan bahkan dapat jatuh ke dalam dosa, tidak berarti bahwa pada suatu saat Allah akan meninggalkan dia sehingga ia dikuasai oleh dosa lagi. Paulus telah menyatakannya dengan jelas: “Sebab kamu tidak akan dikuasai laghi oleh dosa.”

Jadi jawaban pertama terhadap masalah orang-orang yang tampak menyimpang dari iman Kristen adalah bahwa kemunduran-kemunduran iman yang kita lihat itu hanyalah kemunduran sementara dari seorang percaya yang sedang tersandung dalam perjalannya, yang oleh anugerah Roh Kudus akan kembali sepenuhnya kepada iman yang kelihatannya seolah-olah telah ia tinggalkan.

2. Orang-orang non Kristen
Jawaban kedua ialah bahwa orang-orang yang meninggalkan imannya itu mungkin memang bukan orang Kristen. Bukan setiap orang yang berseru “Tuhan, Tuhan” adalah orang Kristen. Ada yang beribadah secara lahiriah, tetapi memungkiri Injil (2 Timotius 3:5). Bahkan ada juga yang seperti Yudas, dapat menga-barkan Injil dan mengadakan mujizat, tetapi tidak beroleh keselamatan. Ada orang lain yang terlihat seperti malaikat terang, tetapi sebenarnya adalah hamba Iblis (2 Korintus 11:14). Ada orang-orang yang nantinya berkata: “Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi NamaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga?” Tetapi Yesus akan berkata kepada mereka: “Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:22-23)

Kasus-kasus ini merupakan peringatan bagi kita bahwa kita harus berusaha sungguh-sungguh supaya penggilan dan pilihan Tuhan atas kita makin teguh (2 Petrus 1:10). Seseorang bisa saja menjadi anggota gereja, dibaptiskan dan mengambil bagian dalam perjamuan kudus, tetapi berjalan menuju ke neraka. “Tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel” (Roma 9:6). Kita harus benar-benar memastikan bahwa kita sungguh dilahirkan kembali, bahwa kita sungguh-sungguh menyesali dosa-dosa kita, dan bahwa kita sungguh-sungguh meminta Kristus menjadi Juruselamat kita.

Demikianlah kita melihat bahwa kejadian-kejadian aktual dalam sejarah tentang orang-orang yang undur dari imannya tidak membatalkan pengajaran Alkitab mengenai pemeliharaan Allah atas orang-orang kudus. Karena orang-orang yang undur tersebut bisa juga merupakan orang-orang Kristen yang untuk sementara melemah imannya tetapi akan kembali sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus, atau bisa merupakan orang-orang yang kelihatannya percaya, tetapi, sebenarnya memang belum pernah dilahirkan kembali. Karena Alkitab dengan jelas mendukung pernyataan “sekali diselamatkan, tetap diselamatkan.”

B. Bukankah kepercayaan terhadap doktrin ketekunan orang-orang kudus akan menyebabkan sebagian orang hidup sesukanya? Tidakkah mereka akan berpikir bahwa jika mereka telah diselamatkan untuk selamanya dan tidak akan pernah bisa terhilang, karena itu, mereka dapat melakukan apa saja yang mereka kehendaki? Mereka bisa hidup di dalam dosa, karena mereka tetap diselamatkan?
Orang-orang yang berpikiran seperti itu tidak menunjukkan bahwa ia seorang Kristen dan bila ia tetap berpegang kepada pendapat di atas, ia tidak akan masuk sorga, melainkan neraka, karena orang Kristen yang telah dilahirkan kembali tidak mungkin bersikap demikian. Roh Kudus tidak akan membiarkan dia bersikap demikian. Bila Allah telah memulai pekerjaan baik di dalam diri seseorang, Ia tidak akan menyerahkan orang itu kepada dosa. “Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa” (Roma 6:14). Mengatakan bahwa orang Kristen dapat melakukan apa saja yang diinginkan oleh kehendak lamanya yang penuh dosa merupakan suatu kontradiksi. Bila Allah mempredestinasikan seseorang, Ia mempredestinasikan orang tersebut kepada kekudusan, bukan kepada kecemaran (Efesus 1:4). Bila seseorang mengatakan bahwa apapun yang dilakukannya tidak menjadi masalah karena Allah telah mempredestinasikan dirinya, maka ia tidak dapat berkata bahwa ia telah dipredestinasikan; karena orang yang telah dipredestinasikan tidak akan pernah bertindak dengan cara yang berdosa.

Keselamatan tidak pernah hanya berarti dibebaskan dari kesalahan karena dosa tetapi dibebaskan dari kuasa dosa. Tidak mungkin seorang diselamatkan dari kesalah karena dosa tanpa diselamatkan juga dari kuasa dosa.

Ketekunan orang-orang kudus berarti bahwa orang-orang kudus akan bertekun dalam iman mereka. Dan iman itu sendiri adalah penyesalan atas dosa serta pertobatan dari dosa. Bila seseorang tidak menyesali dosa-dosanya, melainkan menyerah terhadap dosa-dosanya, maka sebenarnya sudah sejak awalnya ia tidak beriman, dan dengan demikian, ia tidak diselamatkan.

Istilah “pemeliharaan atas orang-orang kudus” berarti bahwa Allah akan memelihara, melindungi, dan menjaga mereka menuju keselamatan yang siap untuk dinyatakan pada akhir zaman. Keselamatan ini tidak berarti bahwa mereka diselamatkan dari neraka tetapi sekarang boleh berbuat dosa sesukanya. Keadaan seperti ini adalah sama dengan membawa neraka ke sorga dan merupakan hal yang tidak mungkin terjadi.

Lebih lanjut justru bila seorang Kristen sungguh-sungguh memahami kebenaran Alkitab mengenai ketekunan orang-orang kudus, ia tidak akan mengarah kepada dosa, melainkan ia akan mengarah kepada kekudusan. Karena ia ingin bersyukur kepada Allah yang memelihara dia sehingga tetap di dalam iman, dan cara terbaik untuk menyatakannya adalah dengan menaati hukum-hukum Allah. Pada waktu seorang Kristen menyadari bahwa pada dasarnya ia bukan seorang yang baik, tetapi bahkan memiliki natur yang membenci Allah, pada saat ia menyadari lebih jauh bahwa iman yang ia miliki adalah pemberian Allah, dan bahwa satu-satunya sebab yang membuat ia bertekun dalam iman kepada Allah karena Allah bertekun dalam mengaruniakan Roh Kudus dalam hidupnya, maka ia tidak akan mau berbuat dosa, melainkan ia ingin menyatakan syukur kepada Allah yang tidak pernah menghentikan pekerjaan baik yang telah Ia mulai di dalam dirinya (Filipi 1:6).

Dengan demikian, maka pernyataan bahwa doktrin ketekunan orang-orang kudus dapat mengakibatkan orang Kristen makin berdosa adalah sungguh karikatur yang keliru. Yang terjadi kebalikannya.

Pengajaran mengenai kenyataan “sekali diselamatkan, selamanya diselamatkan” merupakan salah satu pengajaran Alkitab yang teragung. Jangan sampai ada yang merebut sukacita kita karena mengetahui bahwa kita diselamatkan untuk selamanya. Sungguh besar berkat yang kita peroleh karena keputusan yang ditetapkan satu kali untuk selamanya mengenai destini kekal kita. Betapa baiknya untuk dapat menyerahkan hidup kita kepada Kristus, serta untuk mengetahui bahwa segera setelah kita melakukannya, kita akan tetap diselamatkan dan akan dijaga oleh kuasa Allah sampai pada keselamatan yang sempurna yang akan dinyatakan pada saat kedatangan Kristus yang kedua kalinya.

Pujilah Allah sumber segala berkat. Pujilah Allah Bapa untuk kasihNya yang telah memilih kita. Pujilah Allah Putra untuk kematianNya yang menebus kita. Pujilah Anak Roh Kudus untuk karyaNya yang tak dapat ditolak di dalam kita. Pujilah Allah Trinitas untuk pemeliharaanNya atas kita hingga akhir. Haleluya!